Selasa, 03 Oktober 2017

Kemasan (Pengertian, Macam-macam, Jenis, dan manfaat)





Kemasan telah menjadi bagian penting dari sebuah karya. Saat ini kemasan sebuah produk turut menentukan apakah produk tersebut layak dikatakan berkualitas atau tidak. Seperti lukisan, jika tidak dilengkapi dengan figura maka lukisan tersebut nampak sebagai karya yang kurang lengkap. 


Lalu, apa itu kemasan?
Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus yang berguna untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan pada benda atau bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya. Maka dari itu, benda yang tidak dikemas akan mudah rusak jika dibandingkan dengan benda yang dikemas

Macam-macam kemasan
Ada 3 jenis bahan pembuat kemasan yang biasanya kita kenal yaitu Kertas, Kayu, dan Plastik. 

1. Kemasan kertas

Kemasan kertas merupakan salah satu kemasan yang fleksibel. Pada saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan untuk berbagai keperluan pengemasan barang. Adapun kelebihan kemasan kertas adalah karena harganya murah, mudah diperoleh dan pengunaannya yang luas. Namun, ada juga sisi kelemahan dari kemasan kertas yaitu tidak tahan air dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.

2. Kemasan plastik

Kemasan plastik adalah kemasan yang paling mudah kita jumpai saat ini dan paling banyak digunakan hingga saat ini. Kemasan plastik memiliki kelebihan tahan terhadap air dan juga lingkungan sekitar. Selain itu kemasan plastik juga tahan lama. Namun, ada kelemahan dari kemasan plastik yaitu jika kemasan sudah tidak digunakan lagi maka akan sulit terurai dan akhirnya akan mencemari lingkungan sekitar. Kemasan plastik biasanya digunakan untuk mengemas berbagai barang, mulai dari yang barang yang ringan hingga barang yang berat.

3. Kemasan kayu
z

Kemasan kayu sudah digunakan sejak jaman dahulu. Biasanya, kemasan kayu digunakan untuk mengemas barang-barang yang padat dan berat seperti emas, keramik, dan lain sebagainya. Kelebihan dari kemasan kayu adalah kuat. Sedangkan untuk kelemahannya, kemasan kayu sangat sensitif dengan air dan juga lingkungan. Biasanya kemasan kayu digunakan sebagai kemasan tersier, artinya kemasan kayu digunakan untuk mengemas barang yang sudah dikemas sebelumnya.

Jenis Jenis Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll). 
  2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
  3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Lalu, apakah hubungan kemasan dengan promosi?
Menurut Louw dan Kimber (2007), Kemasan produk ternyata memiliki tujuan untuk mendorong pembeli agar membeli produk tersebut.
Sehingga, kemasan secara tidak langsung akan meningkatkan penjualan dan promosi kita.

Minggu, 01 Oktober 2017

Break Even Point (Titik Impas)

Dalam ilmu ekonomi, terutama akuntansi biaya, break even point (titik impas) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.



Pengetahuan akan angka break even ini sangatlah penting dalam melakukan analisis keuangan, maupun dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan. Perhitungan break even inidapat dijelaskan melalui contoh sebagai berikut:

Misalkan biaya tetap(fixed cost) Rp 40.000,-, biaya ini dikeluarkan kendatipun tidak ada penjualan. Biaya variable Rp 1,2 per unit artinya berapa unit yang dijual biaya variabelnya dikalikan Rp 1,2. Bertambah besar volume penjualan bertambah besar pula biaya variable. Penjualan per unit dimisalkan Rp 2.

Dari data ini dapat kita cari break even sebagai berikut:

Penjualan adalah harga x Volume (unit)

Sales    = Price x Quantity

S          = P . Q

S          =Rp 2 . Q

P menggambarkan harga per unit, Q menggambarkan volume penjualan dalam unit, sedangkan S menggambarkan nilai total penjualan (sales).

Total biaya adalah biaya tetap + biaya variable

TC        = FC + VC

Jika FC = Rp 40.000,- maka

TC        = 40.000+ 1,2.Q

Dari rumusan ini kita dapat membuat rumus break even.

a.Rumus break even point

Kalau kita ingin mengetahui total cost atau total penerimaan dari penjualan maka yang diperlukan hanya volume penjualan dalam unit (Q). setiap jumlah Q akan kita dapat menghitung sales,total cost, dan juga laba/rugi.

Namun dalam BEP yang menjadi pegangan bagi kita adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami laba dan tidak mengalami rugi atau istilah lainnya titik IMPAS.

Titik impas ini terjadi apabila:

TR (Sales)        = P. Q

TC                    = FC + VC

Jadi pada titik break even:

Harga x Kuantitas Penjualan  = biaya tetap + biaya variable

P . Q            =          FC+ VC

P .Q             =          FC + (V . Q )

(P. Q) – (V. Q)    =          FC

Q (P-V)              =          FC

v= harga variable cost per unit

Jadi :

Q= FC / (P-V)

Dalam rumus dan contoh di atas maka break even dapat kita hitung sebagai berikut:

Q       = 50.000

b.Metode sederhana

Dari hasil perhitungan ini dapat diketahui bahwa jumlah yang harus dijual kalau perusahaan berada pada titik impas (break even) adalah 50.000 unit.

Perhitungan dengan cara lain dapat dilihat dari table sebagai berikut:

Harga penjualan adalah Rp 2/unit.

Biaya variable Rp 1,2

Biaya tetap Rp 40.000,-